Istri berbakti pada mertua (orangtua suami), apakah harus?
Yang pasti istri mempunyai keharusan untuk berbakti serta patuh pada suami.
Dalilnya, hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
Pernah di tanyakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang terbaik? ” Jawab beliau, “Yaitu yang paling mengasyikkan bila dipandang suaminya, mentaati suami bila diperintah, serta tak menyelisihi suami pada diri serta hartanya hingga bikin suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 serta Ahmad 2 : 251. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa hadits ini hasan shahih)
Hadits tersebut juga tunjukkan bagaimana mulianya seseorang wanita bila ia dapat berbakti pada suami dengan baik.
Al Hushoin bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantaran satu kepentingan. Seselesainya dari kepentingan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambertanya kepadanya,
“Apakah engkau telah bertemu? ” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah. ” “Bagaimana (sikap) engkau pada suamimu? ”, bertanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tak pernah kurangi haknya terkecuali dalam perkara yang saya tak dapat. ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah dimana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, lantaran suamimu yaitu surga serta nerakamu. ” (HR. Ahmad 4 : 341 serta selainnya. Hadits ini shahih seperti kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
“Tidak ada hak yang lebih harus untuk dikerjakan seseorang wanita –setelah hak Allah serta Rasul-Nya- dari pada hak suami” (Majmu’ Al Fatawa, 32 : 260)
Syaikh Musthofa Al Adawi menyampaikan : Tak harus, tetapi mustahab (sunnah) serta itu sisi dari ihsan (berbuat baik)
Support: Busana Muslim Terbaru
Yang pasti istri mempunyai keharusan untuk berbakti serta patuh pada suami.
Dalilnya, hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
Pernah di tanyakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang terbaik? ” Jawab beliau, “Yaitu yang paling mengasyikkan bila dipandang suaminya, mentaati suami bila diperintah, serta tak menyelisihi suami pada diri serta hartanya hingga bikin suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 serta Ahmad 2 : 251. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa hadits ini hasan shahih)
Hadits tersebut juga tunjukkan bagaimana mulianya seseorang wanita bila ia dapat berbakti pada suami dengan baik.
Al Hushoin bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantaran satu kepentingan. Seselesainya dari kepentingan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambertanya kepadanya,
“Apakah engkau telah bertemu? ” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah. ” “Bagaimana (sikap) engkau pada suamimu? ”, bertanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku tak pernah kurangi haknya terkecuali dalam perkara yang saya tak dapat. ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah dimana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, lantaran suamimu yaitu surga serta nerakamu. ” (HR. Ahmad 4 : 341 serta selainnya. Hadits ini shahih seperti kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
“Tidak ada hak yang lebih harus untuk dikerjakan seseorang wanita –setelah hak Allah serta Rasul-Nya- dari pada hak suami” (Majmu’ Al Fatawa, 32 : 260)
Syaikh Musthofa Al Adawi menyampaikan : Tak harus, tetapi mustahab (sunnah) serta itu sisi dari ihsan (berbuat baik)
Support: Busana Muslim Terbaru
Tag :
wanita solehah
1 Komentar untuk "Siapakah Wanita yang paling baik menurut Rasulullah?"
test